English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Tuesday, April 18, 2017

Nyanyian Jemaat Adalah Hymne (3/6)



Oleh: Pietro T. M. Netti
Tuan Rumah Rumah MUGER Kupang


Hymne atau gita puja adalah sejenis nyanyian pujaan, biasanya pujaan ditujukan untuk Tuhan atau dewa…..

“Dalam kekristenan, lagu-lagu pujian banyak yang menggunakan hymne…. Hymne merupakan gabungan dari unsur musik (pujian/nyanyian), sastra (puisi), dan teologi (pengajaran Alkitab).” [Wikipedia Bahasa Indonesia: https//id.m.wikipedia.org/wiki/Himne]

Hampir seluruh, (bahkan dapat dikatakan seluruh, pen) Nyanyian Jemaat yang dipakai oleh gereja-gereja non-karismatik (termasuk di dalamnya gereja-gereja di lingkup GMIT) adalah lagu-lagu hymne. Lagu-lagu dengan kategori hymne adalah lagu-lagu yang mengungkapkan dan/atau mengekspresikan puja-puji/pujian kepada Tuhan sebagai satu-satunya tujuan utama kita beribadat.

Pada kesempatan ini, saya cenderung meng-kategori-kan seluruh nyanyian jemaat yang dipakai di dalam gereja-gereja non-karismatik sebagai nyanyian himne, terlepas dari apakah isi lagu-lagu tersebut mengekspresikan puja-puji/pujian atau tidak. Pendapat ini mungkin saja akan menuai pro/kontra dari sebagian kalangan pengamat/praktisi lagu/musik, tapi peng-kategori-an ini saya lakukan semata-mata untuk membedakan “cara” menyanyikan nynyian-nyanyian jemaat dan/atau “cara” memainkan musik untuk mengiringi nyanyian jemaat yang ada.

Lagu-lagu hymne (rohani dan sekuler) berbeda dengan lagu-lagu pop/popular (rohani dan sekuler) pada umumnya. Di samping tema lagu yang sudah tentu berbeda, bentuk dan cara menyanyikannya pun sudah pasti berbeda di antara kedua kategori tersebut.

Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan lagu-lagu yang berkategori pop/popular (lagu pop) baik rohani maupun sekuler yang hadir dalam berbagai irama mulai dari yang berirama sendu/melankolis (ballad) sampai dengan yang berirama keras/menghentak (rock), dan masih banyak lagi irama-irama lagu pop/popular yang bisa mengajak kita untuk menari/berdansa (dangdut, rhumba, disco, chacha, dll).

Lagu-lagu berkategori hymne baik rohani maupun sekuler sangat berbeda dalam bentuk dan penyajiannya. Salah satu contoh nyata yang dapat kita lihat dari cara menyanyikan lagu-lagu hymne adalah bagaimana sikap kita saat menyanyikan lagu kebangsaan kita “Indonesia Raya”, dan bagaimana semangat/spirit yang terkandung di dalam lagu tersebut, dan begitu pula dengan lagu-lagu kebangsaan yang lainnya. Penyajian/permainan musiknya dan iramanya pun berbeda. Perlu dicatat bahwa seluruh lagu kebangsaan (anthem) adalah lagu hymne: pujian kepada bangsa dan negaranya.

Sebagaimana dikatakan bahwa nyanyian jemaat kita pada dasarnya adalah hymne, maka cara penyajiannya (baca: menyanyikannya/memainkan musiknya) pun tentu berbeda dengan lagu-lagu pop/popular. Kenyataan selama ini banyak di antara kita (jemaat), terkhusus para pemain musik gereja, belum memahami kategori nyanyian jemaat kita. Sehingga yang terjadi dalam praktek, seluruh nyanyian jemaat yang ada dinyanyikan selayaknya lagu-lagu pop/popular.

Perlu digarisbawahi di sini, bahwa dalam hal menyanyikan nyanyian jemaat yang baik dan benar, peran yang sangat besar ada pada pemain musik gereja. Pemain musik gereja diharapkan sebisa mungkin meningkatkan kemampuan membaca notasi dan ketrampilan bermain musiknya. Pemain musik dengan pola permainannya yang baik dan benar dapat membantu, mendorong dan/atau menggiring jemaat untuk bisa bernyanyi sesuai dengan yang seharusnya. (Bersambung)


0 comments:

Post a Comment